
Jakarta, Updatejakarta – Lonjakan harga emas global telah membuat logam mulia ini meninggalkan komoditas penting lainnya, termasuk minyak mentah. Pada Februari 2025, rasio harga minyak terhadap emas mencatatkan titik terendah dalam sejarah, yaitu hanya 0,79 gram per barel.
Rasio minyak terhadap emas menggambarkan hubungan harga antara kedua komoditas tersebut, yang menunjukkan jumlah barel minyak yang diperlukan untuk membeli satu gram emas. Rasio yang lebih tinggi menandakan bahwa emas relatif lebih mahal dibandingkan dengan minyak, sementara rasio yang rendah menunjukkan hal sebaliknya.
Rasio 0,79 ini menunjukkan bahwa harga satu barel minyak hanya cukup untuk membeli 0,79 gram emas. Mengingat satu barel minyak setara dengan 159 liter, berarti 159 liter minyak tidak cukup untuk membeli satu gram emas.
Ini adalah rasio terendah yang tercatat, bahkan lebih rendah dibandingkan masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Sebelum pandemi, pada 2019, rasio harga minyak terhadap emas masih berada di angka 1,8 hingga 2, yang berarti satu barel minyak bisa membeli 1,8 hingga 2 gram emas.
Sejarah harga emas menunjukkan lonjakan luar biasa pada Januari 1980, di mana harga emas melonjak hingga 400% dari sekitar $200-an per ons pada Januari 1979 menjadi $843 per troy ons. Harga ini baru tercapai lagi 28 tahun kemudian. Untuk perbandingan, satu troy ons setara dengan 31,1035 gram.
Rata-rata harga emas pada Januari 1980 adalah $675, sedangkan harga minyak naik 260%, dari $15,85 pada April 1979 menjadi $39,50 pada April 1980, akibat perang. Secara umum, harga emas dan minyak mentah sering kali memiliki korelasi positif, meskipun minyak cenderung lebih volatil. Kedua komoditas ini terkadang mengalami lonjakan harga yang cepat atau penurunan tajam yang berlangsung singkat.
Sebagai indikator kesehatan ekonomi global, rasio ini sangat penting dalam menggambarkan hubungan harga kedua komoditas. Melihat pergerakan harga minyak WTI sepanjang 2025 hingga akhir Februari, tercatat penurunan hingga 2,73%, dengan penurunan 3,82% hanya pada Februari. Sementara itu, harga minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 1,96% sepanjang 2025 hingga akhir Februari, dengan penurunan 4,66% di bulan yang sama.
Sebaliknya, harga emas justru mengalami lonjakan yang signifikan sepanjang 2025, mencatatkan kenaikan sebesar 8,95% hingga akhir Februari.
Rasio harga minyak terhadap emas telah mengalami perubahan signifikan sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada awal tahun 1970-an. Perubahan ini terjadi dalam lima periode berbeda, yang mengubah dinamika antara kedua komoditas utama ini.
Lima Periode Penting dalam Pergeseran Rasio Harga Minyak terhadap Emas
-
Krisis Minyak (1970-an hingga 1980-an)
Ketegangan geopolitik, seperti embargo minyak Arab dan Revolusi Iran, menyebabkan fluktuasi harga ekstrem. Rasio minyak terhadap emas rata-rata hampir dua kali lipat dibandingkan dengan level pada 1960-an. -
Harga Minyak Rendah (1980-an hingga 1990-an)
Harga minyak mengalami penurunan tajam, sementara harga emas relatif stabil. Hal ini menyebabkan rasio minyak terhadap emas rata-rata 19% lebih tinggi dibandingkan level tahun 1960-an. -
Ledakan Komoditas (2000-2008)
Permintaan yang meningkat, terutama dari China, mendorong harga minyak naik. Rasio minyak terhadap emas pun rata-rata 144% lebih tinggi dibandingkan dengan level 1960-an. -
Lonjakan Emas (2008 hingga pertengahan 2010-an)
Krisis Keuangan Global 2008 menyebabkan harga emas meroket, sehingga rasio minyak terhadap emas menurun, berada sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 1960-an. -
Revolusi Shale dan Penurunan Harga Minyak (2010-an hingga 2025)
Revolusi shale di AS menurunkan harga minyak, sementara harga emas justru meningkat. Pada Februari 2025, rasio minyak terhadap emas telah turun 36% di bawah rata-rata tahun 1960-an, mencatatkan level terendah dalam sejarah modern.
Apa Itu Revolusi Shale?
Revolusi shale adalah fenomena peningkatan produksi minyak dan gas alam dari formasi shale melalui teknik pengeboran horizontal dan rekahan hidrolik. Proses ini telah mengubah Amerika Serikat menjadi produsen energi terbesar di dunia, yang mempengaruhi dinamika global dalam pasar energi.