
Jakarta, Updatejakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengungkapkan isi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Pham Nhat Vuong, Founder dan Chairman Vingroup, di Istana Negara, Selasa (11/3/2025). Dalam pertemuan tersebut, Vingroup, yang dikenal sebagai produsen mobil listrik VinFast asal Vietnam, mengumumkan rencana besar untuk segera membangun pabrik di Indonesia.
“Mereka berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, dengan luas lahan mencapai 120 hektare. Target produksi mereka adalah 50.000 kendaraan per tahun, dengan nilai investasi sebesar Rp 4 triliun,” kata Rosan dalam keterangan persnya.
Investasi sebesar Rp 4 triliun tersebut, menurut Rosan, merupakan tahap berikutnya untuk menambah kapasitas produksi VinFast di Indonesia.
Sejak tahun lalu, rencana investasi VinFast di Indonesia memang sudah terdengar, namun kini perusahaan tersebut telah membeli lahan seluas 120 hektare di Subang, Jawa Barat, untuk mewujudkan rencana tersebut. “Pembelian tanah untuk pabrik sudah selesai di Subang,” kata Rosan.
Rosan menjelaskan bahwa pembangunan pabrik ini direncanakan dimulai pada April mendatang, atau setelah bulan Ramadhan, dan ditargetkan selesai pada tahun 2026. Pabrik ini akan memproduksi berbagai tipe mobil listrik dengan harga berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 600 juta.
“Mereka juga tidak meminta fasilitas tambahan, tidak ada,” tambah Rosan, menegaskan bahwa investasi ini akan dilakukan tanpa bantuan fasilitas khusus dari pemerintah.
Selain pabrik mobil listrik, Rosan juga menyebutkan bahwa VinFast berencana membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai lokasi di Indonesia. Tahap pertama akan mencakup pembangunan antara 30.000 hingga 100.000 SPKLU, dengan fokus utama di Pulau Jawa.
Menurut Rosan, nilai investasi untuk pembangunan SPKLU ini diperkirakan sekitar USD 1 miliar, meskipun ia menyebutkan bahwa pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap, mulai dari 30.000 unit hingga 100.000 unit.
“Rencana untuk charging station ini akan segera diajukan ke Kementerian Investasi, dan mereka sudah menentukan titik lokasi untuk pembangunan SPKLU ini,” jelas Rosan.
Tak hanya itu, VinFast juga berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT), khususnya tenaga surya dan angin. Untuk pembangkit tenaga angin, mereka tertarik untuk membangun fasilitas di Sulawesi, dengan opsi lain di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara untuk tenaga surya, mereka masih dalam tahap penjajakan.
“Untuk tenaga angin, mereka tertarik di Sulawesi, tapi juga melihat kemungkinan di NTB. Sementara untuk panel surya, mereka masih dalam penjajakan,” ujar Rosan.