
Jakarta, Updatejakarta.com – Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan mengenai sumber daya mineral tanah jarang. Kesepakatan ini diperkirakan akan ditandatangani oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada 28 Februari 2025 dalam kunjungannya ke Washington.
Namun, kesepakatan ini bukan hanya soal ekonomi. Ukraina berharap perjanjian ini juga membuka peluang untuk mendapatkan jaminan keamanan dari AS, terutama setelah perubahan kebijakan luar negeri yang dilakukan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sejak Trump menjabat pada Januari lalu, kebijakan luar negeri AS mengalami perubahan besar. Salah satunya adalah pendekatannya yang lebih dekat dengan Rusia, serta tuntutan agar Ukraina memberikan akses ke sumber daya mineral langka sebagai kompensasi atas miliaran dolar bantuan militer yang diterima Kyiv di bawah Joe Biden.
Kesepakatan Mineral dengan Komitmen Keamanan Ambigu
Menurut seorang pejabat senior Ukraina yang berbicara kepada AFP, kesepakatan ini akan memungkinkan AS untuk bekerja sama dengan Ukraina dalam mengembangkan kekayaan mineral negara itu. Pendapatan dari kerjasama ini akan masuk ke dana bersama yang “milik bersama Ukraina dan AS.”
Pejabat tersebut juga menyebutkan bahwa dalam draf kesepakatan ada kata “keamanan”, namun tidak ada komitmen eksplisit dari AS untuk mempertahankan Ukraina secara militer, sesuatu yang sebelumnya diminta oleh Kyiv dalam negosiasi.
“Ada klausul umum yang menyebutkan bahwa Amerika akan berinvestasi dalam Ukraina yang stabil dan damai, serta mendukung upaya untuk menjamin keamanan,” ungkap sumber tersebut.
Saat ini, kedua negara masih menyelesaikan rincian teknis sebelum kesepakatan ini benar-benar ditandatangani.
Kesepakatan Mineral yang Bisa Bernilai Triliunan Dolar
Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah ekonomi antara kedua negara, bahkan ia memperkirakan nilainya bisa mencapai satu triliun dolar atau lebih.
Namun, negosiasi sempat mengalami hambatan ketika Trump menuntut agar Ukraina menyerahkan US$500 miliar dalam bentuk mineral langka yang digunakan dalam industri dirgantara, kendaraan listrik, dan teknologi lainnya. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan US$60 miliar bantuan militer yang diberikan AS kepada Ukraina sejak invasi Rusia.
Setelah perundingan intensif, Ukraina berhasil menghapus klausul yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka.
“Mereka menghapus semua klausul yang tidak cocok dengan kami,” kata pejabat Ukraina tersebut.
Trump Ingin Membayar Kembali Bantuan Militer AS
Saat ditanya apa yang akan diterima Ukraina sebagai imbalan dari kesepakatan ini, Trump tidak memberikan jawaban langsung. Sebaliknya, ia mengacu pada bantuan militer AS yang telah diberikan kepada Ukraina sebelumnya.
“Biden menghamburkan uang seperti permen kapas,” kata Trump. “Kami ingin mendapatkan uang itu kembali.”
Trump Ubah Pendekatan AS terhadap Rusia
Sejak menjabat kembali, Trump telah mengubah pendekatan AS terhadap Rusia, termasuk dengan mengadakan dialog langsung dengan Vladimir Putin. Bahkan, pada Senin lalu, AS mengambil sikap netral di PBB, mendukung resolusi untuk mengakhiri perang Ukraina tanpa mengecam invasi Rusia.
Namun, pernyataan-pernyataan Trump tentang Ukraina telah memicu kontroversi. Ia pernah menyebut Zelensky sebagai “diktator” dan mendesaknya untuk segera mengakhiri perang, hanya sehari setelah AS dan Rusia mengadakan pembicaraan damai di Arab Saudi tanpa kehadiran Ukraina.
Zelensky sendiri menanggapi dengan sinis, menuduh Trump “hidup dalam ruang disinformasi Rusia.”
Mineral Tanah Jarang Ukraina dan Nilainya yang Krusial
Ukraina kaya akan mineral tanah jarang, yang sangat penting dalam industri kendaraan listrik, ponsel, dan sistem pertahanan. Mineral-mineral ini termasuk lantanum, neodymium, cerium, dan erbium, yang digunakan dalam berbagai teknologi tinggi.
Ukraina memiliki cadangan besar dari 22 dari 34 mineral kritis yang diidentifikasi Uni Eropa. Salah satunya adalah lithium, yang sangat penting untuk baterai kendaraan listrik dan perangkat elektronik.
Namun, meskipun Ukraina memiliki banyak potensi mineral, sebagian besar cadangannya berada di wilayah yang saat ini dikuasai Rusia. Sebagian besar cadangan batu bara Ukraina juga hilang akibat invasi, sementara beberapa tambang lithium kini berada di bawah kendali Rusia.
Ukraina Siap Mengembangkan Sumber Daya Alamnya dengan Bantuan AS
Zelensky telah menyampaikan rencananya untuk melibatkan AS dalam mengembangkan cadangan mineral Ukraina. Rencana ini bertujuan untuk menyediakan akses bersama ke sumber daya strategis Ukraina yang sangat berharga, termasuk tanah jarang.
Namun, Ukraina masih menghadapi tantangan besar dalam hal regulasi dan akses ke data geologi, yang membuat investasi asing dalam sektor pertambangan menjadi sulit.
Menurut pejabat Ukraina, pemerintah sedang mempersiapkan sekitar 100 lokasi untuk dilisensikan dan dikembangkan secara bersama-sama dengan mitra internasional, meskipun prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan investasi besar di awal.