
Jakarta, Updatejakarta – Militer Rusia, yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, berhasil mengusir pasukan Ukraina dari tiga wilayah di daerah Kursk yang telah diduduki oleh pasukan Ukraina sejak Agustus 2024. Keberhasilan ini diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia sebagai bagian dari operasi besar untuk merebut kembali daerah tersebut.
Pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia itu disampaikan melalui aplikasi perpesanan Telegram dan diikuti dengan laporan dari beberapa blogger Rusia. Pasukan khusus Rusia dilaporkan berhasil menyelinap melalui jaringan pipa gas di dekat kota Sudzha untuk mengejutkan pasukan Ukraina dan merebut kembali wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Kyiv.
Tiga Pemukiman yang Kembali ke Kendali Rusia
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tiga pemukiman yang kini berada di bawah kendali pasukan Rusia adalah Malaya Lokhnya, Cherkasskoye Porechnoye, dan Kositsa. Ketiga wilayah tersebut terletak di utara Sudzha, wilayah yang sebelumnya menjadi tempat bertahan pasukan Ukraina.
“Angkatan bersenjata Federasi Rusia terus berupaya mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut, yang dikutip oleh AFP pada Senin (10/3/2025).
Operasi Pipa Gas dan Reaksi Rusia
Meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai operasi pipa gas tersebut, Mayor Jenderal Apti Alaudinov, komandan pasukan khusus Akhmat Chechnya, memposting gambar pasukannya yang berada di dalam pipa gas melalui Telegram. Dalam postingannya, Alaudinov mengungkapkan rasa percaya dirinya, “Saya terkejut dengan orang-orang yang benar-benar berpikir bahwa Rusia bisa kalah,” katanya. “Ini hari yang baik.”
Pada Agustus 2024, pasukan Ukraina sempat merebut sekitar 1.300 km persegi wilayah Kursk dari Rusia. Langkah ini dilakukan oleh Kyiv untuk mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat dalam negosiasi dengan Moskow dan untuk memaksa Rusia mengalihkan sebagian pasukannya dari wilayah Ukraina timur.
Tanggapan Ukraina: Serangan dan Perlawanan Berlanjut
Meskipun pasukan Rusia terus menekan, Ukraina tidak tinggal diam. Kyiv mengakui bahwa pasukan Rusia memang menyelinap di jalur pipa gas Sudzha, yang biasanya digunakan untuk mengalirkan gas ke Eropa. Namun, menurut Ukraina, kehadiran pasukan Rusia segera terdeteksi dan langsung diserang dengan roket, artileri, dan pesawat nirawak.
Staf Umum militer Ukraina dalam laporan sore hari mengatakan pasukannya berhasil menangkis 15 serangan Rusia di wilayah Kursk, dengan enam bentrokan bersenjata masih berlangsung pada saat itu. Mereka juga melaporkan adanya 12 serangan udara Rusia terhadap posisi mereka.
Perang Kursk dan Sejarahnya
Serangan pasukan Ukraina ke Kursk pada Agustus 2024 dianggap sebagai serangan paling agresif di wilayah Rusia sejak Perang Dunia II dan invasi Nazi ke Uni Soviet pada tahun 1941. Perang ini merupakan bagian dari konflik besar yang dimulai pada Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina dengan tujuan untuk menguasai wilayah Donetsk di Ukraina timur.
Konflik ini telah menyebabkan konfrontasi terbesar antara Barat dan Rusia sejak Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962, terutama akibat dukungan persenjataan yang diberikan oleh negara-negara Barat kepada Ukraina.
Kondisi di Wilayah Donetsk dan Kherson
Di wilayah Donetsk Timur, pasukan Rusia melanjutkan kemajuannya meski dengan langkah yang lambat dan penuh tantangan. Moskow mengumumkan pada hari Minggu bahwa pasukannya berhasil merebut desa Kostyantynopil, yang sebelumnya berada di bawah kendali pasukan Ukraina.
Sementara itu, di wilayah Kherson Selatan, yang juga dikuasai oleh pasukan Rusia, terjadi serangan rudal oleh pasukan Ukraina yang mengenai pasar yang ramai di kota Velyki Kopani. Menurut pejabat yang ditempatkan Moskow, serangan itu menyebabkan dua orang tewas dan tujuh lainnya terluka.