
Jakarta, Updatejakarta – Cokelat Ndalem berhasil menunjukkan konsistensinya sebagai salah satu UMKM unggulan dalam industri cokelat lokal, berkat inovasi berkelanjutan dan ketahanan menghadapi berbagai tantangan. Bermula dari kecintaan terhadap cokelat, fokus utama mereka adalah memahami pasar dan memastikan produk yang dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen.
Seiring waktu, bisnis Cokelat Ndalem terus berkembang pesat. Dengan strategi yang tepat, mereka bahkan berhasil mencapai titik impas sejak tahun pertama beroperasi.
“Fasilitas termahal yang kami miliki adalah mesin cetakan. Kami mengalokasikan biaya sekitar Rp2,5 hingga Rp3 juta hanya untuk mesin cetakan sebelum mulai berjualan,” ujar Meika Hazim, pemilik Cokelat Ndalem, dalam keterangan resminya, Selasa (11/3/2025).
Tantangan Pandemi dan Pemulihan Bisnis
Namun, pandemi Covid-19 sempat menghambat laju pertumbuhan bisnis ini. Setelah pandemi, Cokelat Ndalem kembali berproduksi secara bertahap dan fokus pada pemeliharaan kualitas produk untuk menjaga kepercayaan pelanggan.
“Setelah pandemi, kami perlahan-lahan kembali berproduksi dan menjaga kualitas agar tetap sesuai dengan harapan pelanggan,” jelas Meika.
Varian Baru dan Ekspansi Pasar
Saat ini, Cokelat Ndalem menawarkan berbagai varian rasa, dengan milk chocolate sebagai produk favorit pelanggan. Tak hanya itu, inovasi terus digalakkan, termasuk menghadirkan varian cokelat kopi yang menggunakan bahan baku kopi dari Papua, Wamena, dan Yogyakarta.
Tidak hanya berhenti di situ, Cokelat Ndalem juga merilis produk mirip Pocky, untuk memenuhi selera konsumen yang lebih menyukai rasa cokelat yang tidak terlalu manis. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan, kini pelanggan Cokelat Ndalem semakin tersebar di berbagai kota besar, terutama Jakarta.
Pencapaian Cokelat Ndalem tidak hanya terbatas di pasar domestik, namun juga merambah pasar internasional, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Australia. Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi adaptasi, inovasi, kolaborasi, dan konsistensi yang diterapkan oleh perusahaan.
“Inovasi tidak selalu berarti menciptakan produk baru, tetapi bisa juga berupa penyesuaian produk yang sudah ada agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting untuk memperluas jangkauan dan memperkuat bisnis,” ungkap Meika.
Dukungan BRI untuk UMKM
Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, turut mengapresiasi perjuangan dan inovasi yang dilakukan oleh Cokelat Ndalem.
“Kami di BRI percaya bahwa UMKM seperti Cokelat Ndalem memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Melalui dukungan permodalan dan pendampingan yang tepat, UMKM dapat semakin berdaya dan mampu bersaing di pasar global. BRI berkomitmen untuk terus memberikan akses pembiayaan serta program pemberdayaan guna mendorong UMKM naik kelas,” ujar Amam.
Sebagai bagian dari komitmennya mendukung UMKM, BRI terus memberikan akses permodalan dan berbagai program pemberdayaan bagi pengusaha UMKM, termasuk Cokelat Ndalem.
Melalui inisiatif seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), AgenBRILink, serta berbagai program digitalisasi seperti LinkUMKM dan Rumah BUMN, BRI secara konsisten mendorong UMKM untuk naik kelas dan menembus pasar global.
“BRI percaya bahwa UMKM memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan dukungan finansial dan ekosistem yang kuat, UMKM seperti Cokelat Ndalem dapat terus berkembang, berinovasi, dan menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan,” tandasnya.