
Pangkalpinang (Updatejakarta) – Penyalahgunaan narkoba kini menjadi masalah serius yang mempengaruhi semua kalangan, termasuk generasi muda. Sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa, pemuda memerlukan benteng yang kuat untuk melawan ancaman narkoba yang semakin merusak kehidupan.
Peredaran narkoba yang semakin meluas, dengan berbagai modus, termasuk pemanfaatan teknologi dan jaringan internet, membuat ancaman ini semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, upaya pencegahan yang komprehensif sangat diperlukan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Brigjen Pol Hisar Sialagan, menyatakan bahwa jumlah pengguna narkoba aktif di Kepulauan Babel mencapai 24.038 orang, atau 1,68 persen dari jumlah penduduk di daerah tersebut. “Angka ini sedikit lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 1,7 persen. Jika kita lalai membekali generasi muda dengan pengetahuan dan ketahanan terhadap narkoba, angka tersebut bisa meningkat dengan signifikan,” kata Hisar dalam wawancaranya dengan ANTARA.
Menanggapi hal ini, BNN terus berinovasi dalam memerangi peredaran narkoba dan penyalahgunaannya, khususnya di kalangan pemuda. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pengembangan Program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) yang berfungsi sebagai buku saku bagi siswa. Program ini diharapkan dapat menjadi alat edukasi yang efektif untuk membentengi generasi muda dari bahaya narkoba.
Pentingnya Program IKAN
Dalam kunjungannya ke Pangkalpinang pada 5-7 Maret 2025, Kepala BNN Marthinus Hukom menegaskan betapa pentingnya Program IKAN sebagai buku saku bagi siswa untuk menghindari narkoba. Di hadapan ratusan siswa SMA Negeri 4 Pangkalpinang, Marthinus menyampaikan, “IKAN harus menjadi panduan bagi siswa agar mereka terlindung dari narkoba.”
Program IKAN ini merupakan hasil kerja sama antara BNN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Dinas Pendidikan setempat, dan bertujuan untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 yang bebas narkoba. Program ini diterapkan di SMA, SMK, dan SLB di seluruh Kepulauan Bangka Belitung, dengan mengintegrasikan materi anti-narkoba ke dalam mata pelajaran seperti Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PJOK, IPA, Biologi, Kimia, dan Fisika.
Buku Saku Program IKAN
Buku saku Program IKAN dirancang untuk memberikan informasi lengkap mengenai bahaya narkoba kepada siswa. Buku ini tidak hanya menjelaskan apa itu narkoba, tetapi juga mengedukasi siswa tentang ancaman dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba. Buku ini juga berisi informasi tentang cara menghindari komunitas yang memiliki nilai-nilai negatif serta langkah-langkah untuk membersihkan lingkungan sekolah dari pengaruh narkoba.
Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami bahaya narkoba, tetapi juga memiliki pengetahuan praktis untuk melindungi diri mereka serta lingkungan sekitar.
Implementasi Program IKAN
Dalam implementasinya, Program IKAN menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu, BNN bekerja sama dengan guru dan tenaga pendidik untuk menyusun materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Buku saku IKAN diharapkan dapat menjadi panduan yang selalu dibawa siswa, memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan memahami bahaya narkoba sejak dini, siswa diharapkan mampu membentengi diri dari pengaruh negatif narkoba. Program ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari narkoba.
Beberapa dampak positif yang diharapkan dari Program IKAN antara lain:
- Meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya narkoba dan dampak negatifnya bagi kesehatan, masa depan, dan kehidupan sosial.
- Membangun lingkungan sekolah yang bersih dari pengaruh narkoba, baik secara fisik maupun sosial.
- Menguatkan karakter siswa, membantu mereka menjadi pribadi yang tangguh dan berani menolak narkoba.
Program IKAN ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan bebas narkoba.
Peran Guru dan Orang Tua
Selain BNN dan Dinas Pendidikan, peran guru dan orang tua sangat penting dalam mendukung keberhasilan Program IKAN. Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu menyampaikan materi anti-narkoba dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Sementara itu, orang tua juga berperan dalam mengawasi dan memberikan dukungan moral kepada anak-anak mereka.
Kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan BNN akan memperkuat efektivitas Program IKAN dalam memerangi narkoba. Dengan menjadikan IKAN sebagai buku saku, diharapkan informasi tentang bahaya narkoba dapat tersampaikan secara efektif dan menyeluruh.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan pemerintah daerah, Program IKAN diharapkan menjadi benteng yang kokoh dalam melindungi generasi muda dari ancaman narkoba. Program ini bertujuan untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 yang bebas narkoba.