
Updatejakarta.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan audiensi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta pada Minggu (13/4), membahas kesiapan dua rumah sakit di Jatim untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) dalam program pendidikan dokter spesialis.
Kedua rumah sakit tersebut adalah RSUD Dr. Soetomo di Surabaya dan RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) di Malang. RSUD Dr. Soetomo direncanakan menjadi RSPPU untuk Program Studi Bedah Saraf, sedangkan RSSA Malang untuk Program Studi Radiologi.
Khofifah optimis bahwa program RSPPU ini akan meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran serta memperbaiki tata kelola rumah sakit di Jawa Timur. Ia berharap program ini menjadi momentum untuk pembenahan dalam layanan kesehatan.
Ia menambahkan bahwa pendidikan dokter spesialis sebaiknya berada di bawah regulasi Kementerian Kesehatan, dan model pendidikan berbasis rumah sakit sudah diterapkan di berbagai negara sebagai pelengkap program universitas.
Menindaklanjuti arahan Menteri Kesehatan, Khofifah menekankan pentingnya peningkatan standar rumah sakit sesuai dengan Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME), pemberian afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), serta standardisasi operasional RSPPU, termasuk tata kelola keuangan, sumber daya manusia, dan pelayanan medis serta non-medis.
Dalam rencana tersebut, RSSA Malang akan menjadi RSPPU untuk Program Studi Radiologi pada batch 2, ditargetkan mulai operasional pada Juni 2025. Sementara RSUD Dr. Soetomo akan menjadi RSPPU untuk Program Studi Bedah Saraf pada batch 3 yang dimulai September 2025.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyambut baik usulan tersebut dan berkomitmen mendukung pelaksanaan program RSPPU di Jawa Timur. Ia menilai program ini sebagai langkah reformasi sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji 2025 dapat berjalan lancar dan memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah Indonesia.