
SUKOHARJO, UPDATEJAKARTA.COM – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) resmi menutup operasionalnya dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal pada 28 Maret 2025. Menyikapi hal tersebut, Istana Negara menggelar jumpa pers dengan dihadiri oleh Tim Kurator, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Koordinator Buruh.
Dalam konferensi pers tersebut, pemerintah mengungkapkan bahwa dalam waktu dua pekan setelah penutupan permanen Sritex, akan diumumkan siapa investor yang akan menyewa aset perusahaan tersebut.
Menaker dengan optimis menyatakan bahwa dalam dua pekan setelah jumpa pers, Sritex berpotensi kembali beroperasi dan pekerja yang terkena PHK bisa kembali bekerja.
Namun, Denny Ardiansyah, salah satu Tim Kurator, memberikan penjelasan berbeda. “Pada saat konferensi pers di Istana, kami sudah berkomunikasi dengan calon investor yang berminat untuk menyewa aset Sritex. Namun, kami belum dapat memastikan apakah dalam dua pekan ini akan ada kesepakatan,” ujar Denny pada Rabu (5/3/2025).
Denny menambahkan bahwa banyak aspek yang perlu disepakati sebelum terjadi perjanjian sewa-menyewa, mulai dari mekanisme, penilaian aset, hingga harga sewa yang harus disetujui oleh kedua pihak.
“Tiga investor yang sudah menunjukkan minat adalah PT CBS, PT SRA, dan PT LITE. Kami masih menjaga kerahasiaan untuk memastikan keamanan investor,” lanjut Denny.
Tim Kurator saat ini fokus pada upaya memastikan hak-hak eks-karyawan, terutama terkait dengan gaji yang belum terbayar dan pesangon. Berdasarkan data, per 26 Februari 2025, ribuan karyawan Sritex telah di-PHK.
Investor Baru Diharapkan Buka Peluang Pekerjaan Baru untuk Karyawan
Tim Kurator PT Sritex berencana mengumumkan investor baru yang akan menyewa aset perusahaan dalam dua pekan mendatang. Harapannya, langkah ini bisa membuka kembali lapangan pekerjaan bagi ribuan karyawan yang terdampak PHK massal akibat kepailitan Sritex.
Nurma Sadikin, perwakilan Tim Kurator PT Sritex, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang diadakan setelah Rapat Koordinasi dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri BUMN Erick Thohir, Mensesneg Prasetyo Hadi, dan Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group, Slamet Kaswanto, di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (3/3/2025).
Nurma menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan beberapa investor potensial yang tertarik untuk menyewa aset Sritex. “Kami sedang dalam proses komunikasi dengan beberapa investor. Dalam dua minggu ini, kami akan memutuskan siapa yang akan menyewa aset PT Sritex,” ujarnya dalam siaran resmi Sekretariat Presiden.
Dengan hadirnya investor baru, mesin produksi Sritex dapat kembali beroperasi, sehingga ribuan karyawan yang terkena PHK memiliki peluang untuk kembali bekerja. “Harapan kami, seluruh pekerja Sritex yang terdampak PHK di empat perusahaan Sritex Group, sekitar 8.000 orang, bisa kembali bekerja dalam skema baru,” ungkap Mensesneg Prasetyo Hadi.
Sritex Group secara resmi menghentikan operasionalnya mulai 1 Maret 2025, yang mengakibatkan PHK massal terhadap 10.965 karyawan.
Rincian Data Karyawan yang Terkena PHK
Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Disnakertrans Jawa Tengah, berikut adalah rincian karyawan yang terdampak PHK:
- PT Bitratex Semarang – 1.065 karyawan di-PHK (Januari 2025)
- PT Sritex Sukoharjo – 8.504 karyawan kehilangan pekerjaan (Februari 2025)
- PT Primayuda Boyolali – 956 karyawan di-PHK
- PT Sinar Panja Jaya Semarang – 40 karyawan terkena PHK
- PT Bitratex Semarang (gelombang kedua) – 104 karyawan di-PHK
Total keseluruhan PHK mencapai 10.965 orang, menjadikannya salah satu gelombang PHK terbesar dalam industri tekstil Indonesia.