
Gaza City, Palestina (Updatejakarta.com) – Seorang bayi Palestina yang baru lahir, Yousef Ahmad Kalloub, meninggal dunia akibat kedinginan di Jalur Gaza pada Senin (6/1). Kejadian ini menambah daftar korban jiwa akibat cuaca ekstrem di wilayah yang dilanda perang ini, sehingga jumlah korban yang tewas akibat cuaca dingin di Gaza kini mencapai delapan orang.
Korban Meninggal Karena Hipotermia
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Yousef yang baru berusia 35 hari, meninggal akibat hipotermia, yang memperburuk penderitaan warga Gaza. Sejak 7 Oktober 2023, wilayah ini telah dilanda serangan brutal oleh Israel setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan serangan lintas batas ke wilayah Israel.
Angka Korban Terus Meningkat Setiap Hari
Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 45.800 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 109.000 orang lainnya terluka. Israel juga telah melakukan blokade yang mengancam kelangsungan hidup penduduk Gaza, memaksa mereka bertahan hidup di bawah kondisi yang sangat memprihatinkan.
Gelombang Dingin dan Hujan Lebat Memperburuk Kondisi
Cuaca dingin dan hujan lebat semakin memperburuk kondisi warga Gaza yang tinggal di tenda-tenda pengungsian yang tidak memadai. Mereka hidup dalam kesulitan besar, kekurangan kebutuhan dasar seperti selimut, kasur, dan pakaian musim dingin, akibat pembatasan bantuan yang diberlakukan oleh Israel.
Tragedi Keluarga Al-Batran: Kehilangan Dua Anak karena Hipotermia
Di tengah cuaca buruk, keluarga Yahya Al-Batran mengalami tragedi yang memilukan. Ia terbangun pada dini hari dan mendapati istrinya, Noura, berusaha membangunkan anak kembar mereka, Jumaa dan Ali, yang baru lahir. “Saya menggendong Jumaa, ia pucat pasi dan beku seperti es,” kata Yahya. Jumaa, yang baru berusia satu bulan, meninggal karena hipotermia. Sementara saudaranya, Ali, kini berada dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensif.
Kondisi Keluarga yang Terus Mengungsi
Keluarga Al-Batran sebelumnya telah mengungsi beberapa kali, mencari perlindungan di berbagai tempat di Gaza. Namun, tenda-tenda darurat mereka terus rusak akibat angin kencang dan hujan, dan mereka kesulitan memperbaiki kerusakan tersebut. “Karena saya sudah dewasa, saya mungkin bisa menerima ini, tapi apa yang telah dilakukan anak-anak ini hingga mereka harus menderita seperti ini?” ujar Noura, sang ibu.
Bayi Sila Meninggal Akibat Hipotermia di Tenda Pengungsian
Selain itu, bayi bernama Sila, yang baru berusia kurang dari tiga minggu, juga meninggal dunia akibat cuaca dingin. Ibunya, Nariman, menceritakan bahwa ia terbangun dan mendapati anaknya tidak bergerak, dengan wajahnya sudah membiru. “Dia menggigit lidahnya, darah keluar dari mulutnya,” ujar Nariman dengan suara penuh kesedihan.
Kekurangan Gizi dan Keterbatasan Akses Bantuan
Kondisi kesehatan para ibu dan bayi di Gaza semakin memburuk. Banyak ibu yang kekurangan gizi sehingga tidak dapat memberikan ASI yang cukup kepada bayi mereka. Selain itu, kelangkaan susu formula bayi semakin memperburuk keadaan, terutama karena pembatasan bantuan yang terus berlangsung.
Perang yang Berlangsung Sejak 7 Oktober 2023
Sejak awal Oktober 2023, lebih dari 45.800 warga Palestina tewas, dan 109.000 lainnya terluka. Pembatasan bantuan, termasuk akses ke bantuan medis dan musim dingin, menambah penderitaan mereka. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 1,9 juta orang mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Parah
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan semakin tingginya angka kematian dan kelaparan. Seluruh populasi Gaza kini berada dalam ancaman kerawanan pangan akut dan wabah penyakit. Pada saat yang sama, Israel terus menggempur wilayah Gaza, menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan kerusakan.