
Jakarta, Updatejakarta – Sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag) akan disiarkan secara langsung pada pukul 19.00 WIB hari ini, Sabtu (29/3/2025). Meskipun demikian, hasil pemantauan hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag menunjukkan bahwa posisi hilal sore ini tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk wilayah Indonesia.
Cecep Nurwendaya, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, menjelaskan dalam seminar yang mengawali sidang isbat di Kemenag, Jakarta Pusat, bahwa pada saat terbenamnya matahari di Jakarta, posisi hilal masih negatif, dengan ketinggian di bawah ufuk -1,85 derajat.
“Pada saat matahari terbenam, hilal masih dalam posisi negatif. Bentuk sabit mudanya telungkup, meskipun sudah ada umur, namun karena masih negatif, bentuknya tetap telungkup,” kata Cecep, seperti yang dikutip dari detikcom.
Cecep juga menambahkan, posisi hilal di wilayah Indonesia hari ini tidak ada yang memenuhi kriteria MABIMS, yakni ketinggian hilal minimum 3 derajat dan elongasi minimum 6,4 derajat.
Hilal di Indonesia Tak Memenuhi Kriteria MABIMS
“Kita lihat di Indonesia, tinggi hilal bervariasi antara -3,26 di Jayapura hingga -1,08 di Banda Aceh. Ini menunjukkan bahwa di seluruh wilayah NKRI, hilal tidak memenuhi kriteria MABIMS, yang ditandai dengan warna merah pada peta,” jelas Cecep.
Selain itu, elongasi hilal juga terpantau rendah, dengan nilai 1,61 derajat di titik paling timur dan 1,21 derajat di titik paling barat.
Hilal Terlihat di Amerika, Tidak di Indonesia
Cecep melanjutkan, sesuai dengan kriteria MABIMS, hilal justru terlihat di negara bagian Amerika, sementara di Brunei, Indonesia, dan Malaysia, hilal tidak dapat terdeteksi.
1 Syawal Diprediksi Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025
Dengan kondisi tersebut, 1 Syawal diperkirakan akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, Cecep mengingatkan bahwa kepastian tanggal 1 Syawal akan tetap dikonfirmasi melalui metode rukyat. Sidang Isbat malam ini akan memberikan keputusan final terkait hal tersebut.