
Batam – Updatejakarta – Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara menyoroti potensi besar dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City yang diharapkan dapat menciptakan 85.000 lapangan kerja, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Batam melalui program transmigrasi yang tetap menjadi prioritas bagi warga lokal.
“Proyek ini bisa menciptakan lapangan kerja hingga 85.000 orang dan mendatangkan investasi senilai Rp200 triliun hanya dari pembangunan pabrik kaca. Kami berharap, proyek ini tidak hanya membawa nilai ekonomi yang besar, tetapi juga memperhatikan keberadaan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Iftitah di Batam, Selasa.
Menteri Iftitah menegaskan bahwa tenaga kerja lokal Batam akan diutamakan dalam mengisi peluang kerja yang tersedia di industri tersebut. “Walaupun ada kemungkinan warga dari luar wilayah akan masuk, kami akan memastikan prioritas utama tetap diberikan kepada masyarakat lokal,” tegasnya.
Selain itu, untuk masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan, pemerintah juga menyiapkan berbagai program dukungan. “Bagi nelayan yang terdampak, kami akan menyediakan bantuan kapal dan dermaga. Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mewujudkan hal tersebut,” tambahnya.
Iftitah juga memastikan bahwa pemerintah akan mendampingi masyarakat melalui proses transmigrasi yang terintegrasi. “Begitu penetapan dilakukan, Kementerian Transmigrasi akan membuka kantor di Rempang. Ini sebagai bukti bahwa pemerintah serius dalam mengawal program ini hingga selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa program transmigrasi di Kepulauan Riau (Kepri) tidak hanya bertujuan untuk relokasi penduduk, tetapi juga untuk membuka lebih banyak lapangan kerja serta mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.
“Kami ingin pembangunan ini tidak hanya mengentaskan kemiskinan, tetapi juga mengurangi ketimpangan ekonomi antar masyarakat dan antar daerah di Kepri,” kata AHY.
Kepri, yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan, memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunan. Oleh karena itu, AHY menjelaskan, pemerintah pusat mendorong integrasi antar wilayah, khususnya antara Batam, Bintan, dan kabupaten/kota lainnya di Kepri.
“Pembangunan infrastruktur yang mendukung pengelolaan sumber daya lokal dan peningkatan keterampilan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan integrasi wilayah ini,” ujar AHY.
Dengan berbagai program dan jaminan yang disiapkan, pemerintah berharap masyarakat Kepri dapat menyambut perubahan ini dengan optimisme, sekaligus memanfaatkan peluang ekonomi yang akan muncul seiring dengan perkembangan Rempang Eco-City.