
Jakarta, Updatejakarta.com– Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan secara resmi meluncurkan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Tahun 2025. Peluncuran program ini dilakukan secara daring melalui kanal YouTube Kemdiktisaintek pada Senin (3/3/2025).
Program pendanaan kompetitif ini akan dibuka untuk pengajuan proposal mulai 10 Maret hingga 7 April 2025. Proses pengusulan dilakukan melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA). Kemdiktisaintek mengundang para dosen dan peneliti untuk mengajukan proposal yang berkualitas, yang dapat mendorong inovasi berbasis sains dan teknologi, serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Bidang Fokus Riset yang Ditawarkan
Dalam program ini, Kemdiktisaintek menetapkan delapan bidang fokus riset, yaitu:
- Pangan
- Energi Terbarukan
- Kesehatan (Obat)
- Transportasi
- Rekayasa Keteknikan
- Pertahanan dan Keamanan
- Kemaritiman
- Sosial Humaniora, Pendidikan, Seni, dan Budaya
Fokus riset ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Tujuan Program dan Harapan Pemerintah
Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa investasi dalam riset dan inovasi adalah pilar penting bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju dan makmur.
“Mewujudkan negara maju hanya bisa dicapai dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta riset dan inovasi yang kuat, yang dapat mendorong pertumbuhan industri di Indonesia,” ujar Menteri Brian Yuliarto dalam sambutannya.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menambahkan bahwa riset merupakan faktor kunci dalam pembangunan SDM Indonesia dan sumber inovasi untuk pertumbuhan ekonomi.
“Setiap rupiah yang kita investasikan dalam penelitian memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Di tingkat global, peningkatan riset sebesar 10 persen dalam jangka pendek dapat mendorong pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) sebesar 0,2 persen, dan dalam jangka panjang bisa mencapai 0,9 persen,” jelas Wamen Stella Christie.
Peluncuran Program dan Harapan Ke Depan
Acara peluncuran program ini turut dihadiri oleh Wamendiktisaintek Fauzan, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Fauzan Adziman, serta Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat I Ketut Adnyana. Fauzan Adziman dalam paparanannya menjelaskan bahwa program penelitian tahun 2025 terdiri dari dua skema utama, yakni skema penelitian dasar dan skema penelitian terapan. Sementara itu, program pengabdian kepada masyarakat terbagi menjadi tiga skema: pemberdayaan berbasis masyarakat, pemberdayaan berbasis kewirausahaan, dan pemberdayaan berbasis wilayah.
Dengan adanya program ini, Kemdiktisaintek berharap dapat membangun ekosistem riset yang lebih kuat, meningkatkan daya saing nasional, dan menghadirkan inovasi yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat serta perekonomian Indonesia.